Sibosnetwork’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Roy Inkiriwang: Diplomat yang Mengandalkan Tuhan

Penampilannya sederhana dan familiar. Namun dari tutur katanya sangat tergambar indentitas seorang diplomat yang berwibawa. Ialah Drs Immanuel Robert Inkiriwang M.IR, calon Duta Besar RI untuk Republik Bulgaria berkedudukan di kota Sofia merangkap Republik Albania. Ketika berbincang denganTabloid SINERGY di Hotel Quality saat kunjungan kerja Tim Duta Besar beberapa negara sahabat, diManado, Tomohon, Bitung dan Minahasa.

Roy –begitu sang diplomat ini akrab disapa— dengan tersenyum tenang mengatakan, seorang diplomat memang kita dituntut untuk berperilaku seperti itu. Menurut Roy, penampilannya seperti ini bukan dibuat-buat. “Kita memang didik untuk melakukan hal-hal yang seperti ini. Karena sering mewakili negara di daerah mana kita bertugas.” Diplomat karir yang telah memulai karir sebagai diplomat di Departemen Luar Negeri (Deplu) sejak tahun 1981 ini sebagai Staf Direktorat Kerjasama Ekonomi Multilateral.  Ada suatu kebanggaan bagi kita warga Sulut karena Wakil tetap PBB pertama RI di New York (NY) adalah Babe Palar (LN Palar).

“Nah, untuk menjadi diplomat harus melalui tahapan magang dulu seperti praktek kerja selama satu tahun, dan kita ada enam orang yang melakukan magang di perwakilan PTRI, kemudian hanya dua yang terpilih untuk tinggal tetap di NY waktu itu salah satunya saya. Namun, keberhasilan meraih semua ini bukan karena kekuatan dan kepintaran saya, melainkan hanya oleh Kasih karunia Tuhan. Andalkan Tuhan dalam segala hal,” aku pria energik ini.

Roy pun lantas bertutur pejalanan hidupnya sampai dinominasikan menjabat Dubes Bulgaria kini. Awalnya, saat terpilih sebagai perwakilan PTRI ada suatu kebanggaan, karena kita mewakili Republik Indonesia. Jadi walaupun jabatan masih sebagai atase waktu itu, tapi mereka tidak melihat jabatan kita, tapi nama Indonesia. Perwakilan RI di Amerika ada dua satu di NY dan di Jenewa. Selama empat tahun setengah berada di perwakilan PTRI NY, saya juga mendapat tugas tambahan menjadi pembantu inti court of assistant dari kelompok 77 yang terdiri dari negara-negara berkembang, Asia Afrika dan Amerika Latin, di forum PBB yang menyangkut masalah ekonomi. Dimana Ketua kelompok 77 ini bergantian. Dengan pengalaman ini kita dilatih belajar berpidato, berdebat dan sebagainya. Sesudah itu, kembali ke Deplu sebagai Kepala Seksi Direktorat Jendral Hubungan Ekonomi Luar Negeri.

Selanjutnya mendapat tugas sebagai Kepala Bidang Ekonomi di Konsulat Jendral Republik Indonesia (KJRI) di Los Anggeles (LA) tahun 1990 sampai 1993. “KJRI ini kan bilateral hanya hubungan antara Indonesia dengan Amerika Serikat, lebih konkrit. Dimana kalau tugas sebagai multilateral hanya melakukan negosiasi Negara-negara anggota PBB termasuk rancangan keputusan. Kalau Bilateral hanya hubungan langsung dengan pihak pengusaha dan hubungan dengan masyarakat Indonesia di Negara Amerika.

Kembali dari KJRI di Los Anggeles, ditugaskan lagi ke Direktorat Kerjasama Ekonomi Negara Berkembang di Deplu dan kembali melanjutkan tugas ke PTRI NY di sekretariat Gerakan Nonblok, yang kebetulan waktu itu Indonesia sebagai ketuanya. Nah, Badan Pelaksana Ketua Gerakan Nonblok (BPKGN) yang waktu itu Duta Besar sekaligus ketuanya Nana Sutresna. Selama Indonesia menjadi ketua Gerakan Nonblok, berhasil melakukan mitra pembangunan antara negara berkembang dengan negara maju.

Kendati sebelumnya ada gap antara negara berkembang dengan negara maju.

Tahun 1996, Ketua Gerakan Nonblok di ganti oleh Kolombia. Posisi Indonesia, sebagai negara yang membantu Kolombia karena kita mantan ketua Gerakan Nonblok. Sesudah itu, pada tahun 1997 kembali dipercayakan mewakili Indonesia sebagai Deputi Sekretaris Jendral Asia selama tiga tahun. Dan tahun 2000 kembali ke Deplu sebagai Direktur Pengembangan Kerjasama Asean, di Direktorat Kerjasama Asean. Sesudah dua tahun kemudian terjadi restrukturisasi di Deplu, namun saya tetap dipercayakan sebagai Direktur Kerjasama Fungsional

Asean, yang menangani bidang pendidikan, penanggulangan Narkoba, pembangunan desa dan pengentasan kemiskinan, kerjasama pemuda dan sosial. Setelah ditugaskan di beberapa bagian ini, kembali pemerintah Indonesia mempercayakannya sebagai Kepala Perwakilan Wakil Duta Besar RI di Austria yang berkedudukan di Wina pada medio Februari 2004. Dengan tugas utama, menangani dua diplomasi yakni multilateral (kerjasama dengan badan-badan PBB) dan bilateral (kerjasama dengan pemerintah Austria). Dan sekarang akan dipercayakan sebagai duta besar untuk Republik Bulgaria berkedudukan di kota Sofia merangkap Republik Albania. Menurut pria Kakas-Langowan ini, semua apa yang dia raih termasuk jabatan dan pengalamannya karena kemurahan Tuhan. Karena itu ”Jangan sekali-kali melakukan sesuatu, tanpa mengandalkan TUHAN.” (Otnie/Wilson)

Drs Immanuel Robert Inkiriwang M.IR

Tempat/Tgl lahir: Manado, 24 Agustus 1950

Nama Ayah: Emile Wilhemus Inkiriwang (Kakas)

Nama Ibu: Corry Elvira Elline Dendeng (Langowan)

Istri: Felly Rose Andrea Sayson Inkiriwang

Tempat/Tgl lahir: Bacalod-Filipina, 23 Juli 57

Anak-anak:

(1). Immanuel Denga Hose, MBA, IB

(2). dr Maria Reyna Elline

(3). Corry Felisa Gabrielle

Pendidikan:

SD, Filipina. SMP-SMA, Manado,

Sarjana, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Magister, University Filipina

Pengalaman Karir:

-Staf Direktorat Kerjasama Ekonomi Bilateral tahun 1981

-Magang di perwakilan PTRI Amerika Serikat

-Pembantu inti court of assistant dari kelompok 77

-Kepala Seksi Direktorat Jenderal hubungan ekonomi luar negeri

-Kepala Bidang Ekonomi KBRI di Los Anggeles (LA) 1990-1993

-Sekretariat Gerakan Nonblok PTRI NewYork

-Mewakili Indonesia sebagai Deputi Sekretaris Jendral Asia 1997-2000

-Direktur Pengembangan Kerjasama Asean, Direktorat Kerjasama Asean Deplu tahun 2000-2002

-Direktur Kerjasama Fungsional Asean tahun 2002-2004

-Kepala Perwakilan Wakil Duta Besar RI di Austria yang berkedudukan di Wina tahun 2004-2007

-Kandidat Duta Besar Republik Bulgaria dan Republik Albania, 2007

May 19, 2009 Posted by | Personal | Leave a comment

Usoh Laris Manis, Pontoh Kian Berani

U NiJi dan ibu HeppySuhu politik di Kabupaten baru, Minahasa Tenggara  menjelang Pilkada yang nantinya akan dilaksanakan Agustus 2008 mendatang kian memanas saja. Ini dipicu oleh munculnya tokoh-tokoh populer dan figur-figur dadakan yang bakal meramaikan proses Pilkada di Mitra.

Nama-nama bakal calon bupati dan bakal calon wakil bupati kian berani saja mengumbar janji untuk merebut hati masyarakat. Bahkan politik uang dan sembako tak bisa dihindari karena belajar dari pengalaman Pilkada di beberapa daerah, hati nurani masyarakat masih sebatas sembako. Hati nurani dapat dibeli dengan uang dan sembako, sehingga jurus inilah yang kini sedang dimainkan sejumlah calon yang memiliki dana cukup.

Tetapi harus diingat oleh masyarakat Mitra, Sitaro, Bolmut dan Kota Kotamobagu yang akan menggelar pesta demokrasi, bahwa seseorang yang meraih kekuasaan dengan uang, pasti akan menggunakan kekuasaan untuk mendapatkan uangnya kembali.

Tidak heran kalau ada calon yang sudah mengeluarkan uang ratusan juta bahkan miliaran rupiah untuk kepentingan sosialisasi, padahal proses Pilkada saja belum dimulai. Bahkan perangkat yang akan melaksanakan Pilkada saja masih belum jelas terutama soal pendanaan. 

Tensi politik lebih panas lagi setelah penjabat bupati Mitra Drs Albert Pontoh melakukan manuver-manuver politik yang membuat panas telinga para kandidat.  Betapa tidak, setelah sukses memboyong para hukum tua, lurah dan camat ke Yogyakarta dan Jakarta dengan embel-embel studi banding,  pada Senin lalu, bertepatan dengan pelantikan Bupati Minahasa Drs Vreeke Runtu dan Drs Jantje Sajow, penjabat bupati Mitra justru mengumpulkan para hukum tua untuk membuat pernyataan mendukung pencalonannya sebagai bupati pada Pilkada mendatang. Tetapi bagi mantan Sekdakab Minahasa Drs NJ Usoh, Msi apa yang dilakukan oleh penjabat bupati sah-sah saja. ”Asal aturan tidak dilanggar ya…beri kesempatan kepada Albert Pontoh berbakti di Mitra, ” jelas Usoh saat hadir di acara pelantikan Bupati Minahasa.

Sementara kandidat bupati wanita Telly Tjangkulung yang mengaku memiliki dukungan luas sampai ke daerah pelosok kian percaya diri untuk maju. Kendati ada penolakan-penolakan dari kalangan  tertentu, yang pada saatnya nanti akan diungkap oleh para pesaing dalam pertarungan nanti. “Telly memang banyak dukungan,” kata, NJ Usoh, MSi. Tapi semuanya terpulang pada masyarakat yang akan menentukan pemimpin Mitra ke depan.

Kandidat lain yang kini terus maju adalah Drs NJ Usoh, MSi mantan birokrat berpengalaman yang tidak melakukan kesalahan berarti selama menjadi  Sekdakab Minahasa. Usoh kini menjadi idola semua kalangan karena figur yang rendah hati dan dekat dengan rakyat serta memiliki karisma. Buktinya biar pidato berjam-jam, orang yang mendengar tidak akan pernah bosan.

Sejak didorong untuk maju, Usoh banyak mendapat tawaran dari figur-figur papan dua yang ingin berpasangan. Ada yang menyatakan siap secara financial asalkan berpasangan dengan Usoh. Namun sampai sekarang ini Usoh belum mau menanggapi karena partai yang akan digunakan saja belum jelas. Saat ini masih sementara menunggu survey dari sebuah lembaga independen yang digunakan Partai Golkar. “Saya belum bisa banyak komentar. Kita tunggu hasil survey dulu,” kata Usoh yang secara pribadi mendapat dukungan dari Bupati Minahasa Drs Vreeke Runtu.       

Ada juga yang mencoba untuk memasangkan Usoh dengan Telly Tjangkulung. Tapi lagi lagi Usoh belum bisa berkomentar. “Terima kasih atas dukungannya. Tetapi kita harus melihat kendaraan partai politik mana dulu yang akan mengusung,” katanya. 

Namun yang pasti, figur Usoh kini sedang laris manis dan laku untuk dijual. Buktinya dari bocoran hasil sementara survey dari lembaga independen di beberapa desa, Usoh menempati rangking teratas. Di Desa Wioy dan Pangu yang dikenal penghasil buah salak di Kecamatan Ratahan misalnya, Usoh meraih 100 persen dari responden dan desa Tosuraya 75 persen. Sementara di Desa Tumbak yang notabene warga muslim,  Usoh meraih 100 persen juga.’‘Saya belum tahu desa-desa lain,” katanya merendah.

Meski demikian, Usoh yang mantan Pembantu Bupati Wilayah Ratahan tidak ngotot di papan satu jika realitas politik menghendaki ia harus meluncur di papan dua, tergantung siapa papan satu. “Semua kemungkinan bisa saja terjadi, tergantung kondisi dan realitas politik yang ada,” ungkapnya.

Selain Tjangkulung masih ada juga calon bupati yang menjadi pendatang baru. Ia adalah seorang pengusaha sukses yang berdomisli di Tombatu, Heppy Rumbai juga ingin berpasangan dengan NJ Usoh karena dianggap figur yang laku untuk dijual. Sejatinya, jika Ratahan, Tombatu dan Belang bersatu, maka Pilkada Mitra so selesai.

Jeremia Damongilala yang tadinya ngotot di papan satu, juga kini rela meluncur di papan dua dan mendaftar di PDIP Mitra. Ia dikabarkan akan berpasangan dengan Telly Tjangkulung atau Deitje Mawuntu yang konon siap mengucurkan dana miliaran rupiah untuk menyukseskan Pilkada. “Ada calon yang rela  mengucurkan dana  Rp 21 miliar untuk Pilkada Mitra. Ini hebat, Pilkada DKI Jakarta saja calon hanya mengeluarkan Rp 35 miliar dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta. Sementara Mitra hanya 70an ribu pemilih,” kata Roy Tangkudung, Wakil Ketua DPD PDIP Sulut ketika menerima tim dari PDIP Mitra di Hotel Granpuri belum lama ini. (mel)

 

March 15, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

STOP KAMPANYE BIBIR GANTI BUDAYA

Salah satu yang menjadi kepedulian Benny Mamoto alias Benito  adalah bagaimana menghilangkan kesan bahwa Kota Manado sebagai kota tujuan wisata seks di Indonesia. “Kalau wisatawan sudah ada dalam pikirannya bahwa di Manado akan mudah mencari sosok wanita penghibur, maka ini adalah awal kehancuran. Ujung-ujungnya kita tahu yakni terjangkit penyakit mematikan HIV/AIDS.”

Bagaimana mungkin Kota Manado akan jadi Kota Pariwisata Dunia 2010 kalau HIV/AIDS sudah mewabah? Benito prihatin.

Sebuah kampanye ’negatif’ tentang Kota Manado adalah slogan 3 B yaitu Bunaken, Bubur dan Bibir. Sekarang ditambah dengan Boulevard. Tidak tahu dari mana asal muasalnya Bibir menjadi salah satu dari slogan 3 B.

Banyak fakta menunjukkan di hampir semua tempat hiburan  baik di Bali, Jakarta, Batam, Kaltim, Maluku dan Papua, performa cewek asal Manado/Sulut cukup memikat para lelaki hidung belang.

Memang cewek-cewek Manado/Minahasa terkenal molek, putih mulus dan ini dia, agresif dalam urusan percintaan. Dalam satu sisi, ini positif, namun di sisi lain, menjadi negatif tatkala cewek Manado yang genit, penggoda. Dan dari sinilah awalnya populernya salah satu B yakni Bibir. Dipersonifikasikan sebagai cewek yang mudah ’diajak’. Padahal pandangan pukul rata seperti itu telah merugikan citra positif cewek Manado pada umumnya.

    Buntut-buntutnya, pariwisata  Manado mereka kaitkan dengan ’Bibir’ atau cewek  Manado. Jadi mau apalagi. Akibatnya masalah trafficking di sini menjadi problema  besar. Kendati peraturan daerah tentang pelarangan penjualan wanita asal Sulawesi Utara sudah ada sejak tahun 2004, tokh kasus penjualan wanita Manado ke Bali, Jakarta, Batam, Kaltim, Maluku dan Papua tetap marak.

Disinilah hati nurani Benito terusik. Lelaki energik dan cerdas ini pun berupaya mengganti Bibir Manado menjadi persepsi positif. Yaitu B yang diartikan sebagai Budaya Manado/Minahasa/Sulut. Benito mengajak semua pihak mengkampanyekan  B sebagai budaya dan perlahan tapi pasti menghilangkan citra B sebagai bibir.

“Mulailah sekarang kita kampanyenya: STOP BIBIR GANTI BUDAYA. Sebab, bibir memiliki punya kesan yang kurang baik. Maka, citra atau image bagi kalangan wisatawan yang datang  ke Manado untuk mencari wanita penghibur yang cantik-cantik tapi gampangan, akan sirna.

    “Media yang ada di Manado seperti Sinergy harus memulainya untuk KAMPANYE STOP BIBIR GANTI BUDAYA,” imbau Benito mengakhiri pembicaraan bersama Kumtua Sulut Bosami Network Joseph Karamoy, Dave Pijoh dan Christy Manarisip di Restaurant Cilantro (Lantai 46, Wisma 46-Kota BNI, Jl. Jenderal Sudirman, Jakarta) beberapa waktu lalu. (Adlin)

March 15, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

BENITO : Sang Fenomenal

benito4-sibosn.jpg

Sosok Benny Josua Mamoto pada 2007 sangat fenomenal. Pemecahan beberapa rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) di Sulawesi Utara dalam rangka promosi daerah yang juga dikenal sebagai daerah Nyiur Melambai sangat membantu program Pariwisata Sulawesi Utara umumnya dan Kota Manado khususnya.

Anggota Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berpangkat komisaris besar itu adalah pemrakarsa terbentuknya Panitia Festival Seni & Budaya Sulut 2007 (FSBS 2007) di Manado. Melalui panitia ini, Benito telah banyak melakukan terobosan. Salah satunya pemecahan 5 (lima) rekor MURI sekaligus pada akhir Desember 2007

Lima iven sekaligus itu adalah mengundang warga Kota Manado untuk makan Tinutuan sebanyak 5000 porsi, di makan oleh 5000 orang; Milu Rebus sebanyak 10000 buah; makan perkedel dari ikan Nike yang dimakan 10000 orang; makan Nasi Kuning yang dibungkus dengan daun Woka dimakan oleh 2000 orang; dan pemecahan rekor Muri berupa Replika Gereja yang terbuat dari Gula Batu seberat 6000 kilogram. Luar Biasa.

Benito, demikian dia biasa disapa oleh kalangan netters di milis sulut bosami network, di sela-sela kerjanya yang super sibuk sebagai Wadir II/Eksus Mabes Polri, sangat peduli dengan budaya Sulawesi Utara. Asal kegiatannya berbau budaya, Benito akan ambil bagian secara langsung.

Tahun 2006, Benito juga membuat iven unik yakni mulai dari pemecahan rekor MURI makan Biapong terbanyak, makan Kacang Tore terbanyak, Terompet raksasa, Pohon Natal yang terbuat dari dodol dan kacang, penampilan alat musik Kolintang raksasa disertai pagelaran 585 pemain musik kolintang, Pagelaran MASAMPER massal 2029 buah lagu, 3 hari 3 malam non stop, rekor MURI Rangkaian Buah Nanas Tertinggi di Dunia, dan pagelaran Tarian Mahamba Bantik dengan jumlah peserta terbanyak, yakni 1.829 orang.

Semua potensi budaya di Sulawesi Utara, tidak begitu saja diabaikan FSBS. Benito pun mengadakan pelatihan Pelatih Tari Kabela, bertempat di Gedung Wanita Kotamobagu, KabupatenBolaang Mongondow, pelatihan Pelatih Tari Mahamba Bantik dan Maengket yang berlangsung dari 21 s/d 23 Maret 2007 di Taman Budaya Manado. “Semua gagasan, upaya, dan jerih payah akan sia-sia kalau sesudah pelatihan kita tidak berbuat apa-apa,” jelas Benito suami tercinta Iyarita Mawardy dan ayah dari seorang putra dan dua orang putri itu.

Sebuah pagelaran budaya khas Minahasa, dan sangat menggugah motivasi dan semangat orang Sulawesi Utara, khususnya Minahasa, yakni pada tanggal 7 bulan 7 tahun 2007 di Watu Pinawetengan di desa Pinabetengan dan Watu Tumatowa di dalam areal pacuan kuda Tompaso, digelar sebuah acara kolosal. Diawali dengan upacara adat Watu Pinawetengan, sebuah upacara penuh makna bagi persatuan masyarakat setempat. Watu Pinawetengan adalah warisan leluhur Minahasa dan merupakan bukti bahwa demokrasi dan persatuan sudah ada sejak dahulu. “Selamat datang di Watu Pinawetengan, tempat leluhur kita beberapa abad lalu berkumpul bersama untuk menyatakan kesatuan tekad. Mereka sudah berembuk bersama untuk membagikan wilayah kediaman, upacara adat dan pemakaian bahasa bagi setiap kelompok sub etnis di Minahasa,” kata Benito, pria berpendidikan master hukum dan kini kandidat doktor di Universitas Indonesia.

Menurut Benito, di awal milenium ketiga ini orang Minahasa sudah menyebar ke seluruh pelosok dunia. Sedangkan daerah leluhurnya sudah terbagi-bagi secara administratif. “Apakah kita mau, orang Sulawesi Utara dan budayanya juga akan terpecah sehingga kemudian akan hilang lenyap dari bumi Nusantara?” kata Benito dalam nada tanya yang penuh arti.

Benito yang dikenal juga sebagai salah satu Sniper (penembak sasaran) andalan yang dimiliki Polri saat ini, menyadari bahwa seni dan budaya, Sulawesi Utara, merupakan alat pencerahan masyarakat akan kesadaran hidup, baik hidup berbangsa, bermasyarakat, termasuk hidup yang mentaati segala peraturan.

Menurutnya, putra asal Tumpaan Amurang Minsel ini, di balik seni budaya banyak nilai-nilai kehidupan positif yang bisa kita serap, salah satunya adalah bahwa seni budaya bisa menjadi inspirasi untuk hidup lebih harmonis. Seni budaya juga bisa menjadi alat untuk memotivasi seseorang. Lebih tinggi lagi, ujarnya, seni budaya adalah gambaran ekspresi mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Benito pun berpesan, “Karenanya, kita harus bangkitkan kembali masyarakat yang berjati diri lokal tetapi mempunyai wawasan global.” (Adlin)

March 15, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

“Cukup Satu Periode”

Tonny Supit 02

Bagi banyak kalangan, ketika menjadi seorang pemimpin apa saja, apalagi menduduki posisi empuk dan memiliki kekuasaan yang besar, terkadang lupa diri. Ibarat sebuah pepatah, jika sudah duduk lupa untuk berdiri.

Tapi bagi Tonny Supit, pepatah itu tidak akan berlaku. Sebab jauh sebelumnya ia sudah bertekad untuk tidak tamak ketika diberikan kesempatan memimpin Sitaro ke depan. “Saya kira cukup satu periode saja dan memberikan kesempatan kepada kader lain agar penyegaran dalam tubuh eksekutif terus berlangsung secara berkesinambungan,” katanya dengan nada meyakinkan.

Sepertinya Tonny berprinsip, makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang. “Saya orang yang suka menepati janji,” kata Tonny dengan nada serius. Dengan demikian, ia akan fokus membangun Sitaro tanpa ada niat untuk memperpanjang masa jabatan. Masalahnya jika ingin berkuasa lagi, waktu dan energi habis hanya untuk mengatur strategi bagaimana supaya bisa berkuasa lagi.

Ia memberi contoh, bagi mereka yang ingin mempertahankan kekuasan, satu tahun pertama akan digunakan untuk penyesuaian termasuk penataan birokrasi agar benar-benar solid. Kemudian tiga tahun untuk membangun dan satu tahun terakhir digunakan untuk mempersiapkan Pilkada berikutnya. Dengan demikian, waktu untuk membangun tidak efektif.

Menjawab pertanyaan tentang calon wakil bupati yang akan dipilih jika PDIP Sitaro mengusungnya menjadi calon bupati, Tonny belum berani memastikannya. Namun ia memberi sinyal bahwa pasangan yang paling pas adalah kader Golkar yang mendaftar di PDIP. “Saya tidak enak menentukans sekarang nanti yang lain tersinggung. Biarlah proses ini terus berjalan hingga akhirnya mengkristal,” tukasnya mengakhiri pembicaraan. (meldi s)

March 15, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

Supit Fokus Pendidikan dan Kesehatan Murah

Tonny Supit

Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten (Pilkada) Kabupaten Sitaro (Siau, Tangulandang, Biaro) direncanakan nanti berlangsung bulan Agustus 2008, atau mengalami penundaan dari rencana sebelumnya, antara bulan April dan Mei. Sejumlah figur populer yang dijagokan masyarakat memimpin kabupaten pemekaran dari kabupaten induk, Sangihe itu terus bermunculan. Bahkan belakangan kian mengkristal saja pada beberapa nama yang dinilai layak untuk bertarung memperebutkan tampuk kekuasaan.

Masyarakat Sitaro disuguhkan figur-figur yang berkualitas dan diharapkan mampu membangun daerah baru tersebut agar sejajar dengan kabupaten lainnya. Tentu harus dipimpin oleh figur yang memiliki niat baik dan semangat untuk membangun Sitaro ke depan menjadi kabupaten yang bermartabat dan berdaya saing, terutama bisa mensejahterakan rakyatnya. Sebab, salah satu tujuan pemekaran adalah mendekatkan pelayanan birokrasi kepada masyarakat dan mempercepat proses peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu figur yang sedang menjadi idola sekarang ini adalah Tonny Supit, Ketua PDIP Kabupaten Sitaro yang kini digadang-gadang untuk memimpin daerah kepulauan itu ke depan. Pengusaha yang rendah hati ini kian mengkristal untuk menjadi bakal calon bupati Sitaro, bersaing dengan nama-nama lainnya yang sedang hangat dibicarakan.

Dalam suatu percakapan khusus dengan Sinergy di sebuah kafe di Megamall Manado, Tonny Supit yang tampil sederhana itu melayani sejumlah pertanyaan yang mengarah pada bagaimana konsep membangun Sitaro jika dikehendaki rakyat untuk menjadi top eksekutif. Ia pun tidak muluk-muluk menjanjikan sesuatu yang sulit untuk diwujudkan, tetapi yang pasti dalam benak Tonny Supit, ide membangun Sitaro sudah jelas dan terukur. Artinya, program yang ditawarkan benar-benar bisa dikerjakan sehingga masyarakat langsung merasakannya. Bukan janji kosong yang pada akhirnya menyakiti hati rakyat.

Dalam benak Tonny Supit, tersimpan ide-ide bagaimana membangun Sitaro ke depan, terutama konsep ekonomi sebagai pintu masuk mensejahterakan masyarakat. Sebab Sitaro kaya akan hasil laut dan pertanian, tetapi selama ini belum digarap sehingga belum mampu mensejahterakan masyarakat di kepulauan itu. “Program saya cukup sederhana, yaitu menciptakan suatu keadaan dimana rakyat mampu membeli bahan pokok dengan harga terjangkau, pendidikan murah, kesehatan murah, menciptakan lapangan kerja dan transportasi laut yang lancar,” kata pengusaha kapal laut KM Elizabeth ini ketika memulai memaparkan konsep membangun Sitaro.

Jika rakyat memberikan dukungan kepada anda untuk memimpin Sitaro, anda mencipta-kan kondisi harga sembilan bahan pokok yang mudah terjangkau oleh semua kalangan masyarakat, termasuk ekonomi menengah ke bawah. Bagaimana caranya?

Fokus utama saya adalah bagaimana memperkuat ekonomi rakyat dengan menciptakan lapangan kerja sehingga daya beli masyarakat meningkat. Dengan demikian mereka bisa membeli kebutuhan pokok.Untuk menciptakan harga yang terjangkau, maka transportasi laut yang menjadi tulang punggung masyarakat Sitaro harus diperlancar. Sebab kelancaran pasokan kebutuhan bahan pokok sehari-hari sering terhambat karena transportasi laut yang kurang lancar. Soalnya selama ini frekuensi kapal laut yang menuju Sitaro hanya tiga kali seminggu. Makanya saya akan upayakan agar setiap hari ada pelayaran dari Manado ke Sitaro biar pasokan bahan kebutuhan pokok berjalan lancar.

Begitu juga kebutuhan akan bahan-bahan bangunan, selama ini sering mahal karena pelayanan yang kurang lancar, apalagi kalau laut tidak bersahabat. Inilah yang menjadi kendala selama ini dan harus dicari jalan keluarnya.

Mengapa sampai frekuensi pelayaran hanya tiga kali dalam seminggu?

Sebenarnya yang namanya pengusaha, selain harus memperhatikan masalah-masalah sosial kemasyarakatan, tetapi juga harus untung agar usahanya bisa bertahan. Nah, selama ini pelayaran hanya tiga kali seminggu karena memang berlaku hukum permintaan dan penawaran. Jika penumpang dan barang terbatas, jelas pengusaha rugi kalau setiap hari harus berlayar.

Lalu, bagaimana caranya agar pelayaran setiap hari tanpa merugikan pengusaha?

Oh kalau itu tidak sulit. Kita jujur saja bahwa jika pengusaha bangkrut karena hanya memikirkan kepentingan masyarakat, maka jelas roda perekonomian juga ikut mandeg. Maka dalam hal ini perlu dicari jalan keluar dengan cara subsidi. Artinya begini, ketika penumpang atau barang tidak mencukupi untuk menutupi biaya operasional sebuah pelayaran, Pemerintah daerah harus berani mensubsidi. Saya kira hal seperti ini sudah dilakukan dalam dunia penerbangan Manado-Tahuna dimana Pemkab Sangihe pernah menerapkan kebijakan ini yaitu memberikan subsidi para perusahaan penerbangan agar bisa rutin melayani Manado-Tahuna. Begitu juga dengan Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad, dia berani memberikan subsidi kepada perusahaan penerbangan yang berani melayani jalur dari dan ke Gorontalo. Makanya sekarang Gorontalo berkembang.

Mengenai program pendidikan dan kesehatan murah, apa saja yang bisa anda lakukan?

Dalam membangun suatu daerah, kita jangan terpaku pada pembangunan fisik sementara pembangunan sumber daya manusia terabaikan. Sebab ini sangat penting sebagai modal bahkan aset suatu daerah untuk maju ke depan agar sejajar dengan daerah lain bahkan bisa bicara di tingkat nasional. Jika SDM kita payah, bagaimana mungkin warga Sitaro bisa membangun daerahnya. Untuk itulah, pendidikan sejak dini itu penting sehingga dalam program ke depan jika rakyat menginginkan dan Tuhan menghendaki, saya akan memberikan pendidikan murah bagi setiap putra daerah. Memang membangun SDM tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi butuh proses yang panjang. Tetapi itu harus dimulai sehinga ke depan SDM warga Sitaro tidak akan diragukan lagi.Begitu juga dengan bidang kesehatan, akan menjadi perhatian yang serius karena warga yang tidaks sehat tentu akan menganggu proses pembangunan. Apa lagi sebagian warga Sitaro masih berada di bawah garis kemiskinan sehingga kesehatan murah sangat dibutuhkan.

Lalu bagaimana caranya memberikan pendidikan murah dan kesehatan murah?

Ya kita harus memanfaatkan dana-dana yang ada, baik dari pemerintah pusat maupun daerah yang digali dari Pendapat Asli Daerah (PAD) untuk kepentingan rakyat banyak. Saya kira kepentingan rakyat harus diutamakan sehingga mereka bisa merasakan manfaatnya sebagai daerah pemekaran baru, yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik tanpa birokrasi yang dibuat sulit.Sebagai seorang pengusaha, saya tidak terbiasa dengan politik. Makanya ke depan untuk membangun Sitaro saya akan berupaya tidak terkontaminasi dengan manuver-manuver politik hanya untuk mempertahankan kekuasaan dengan mengabaikan penderitaan rakyat.

Tentang konsep menciptakan lapangan kerja bagaimana?

Oh ya, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, dibutuhkan investasi untuk menggerakkan ekonomi suatu daerah. Tanpa investasi, suatu negara atau daerah tidak akan berkembang. Nah, investasi itu datang dari sektor swasta dan pemerintah itu sendiri. Untuk itulah, Sitaro yang memiliki kekayaan alam yang melimpah yaitu laut dan tanah yang subur perlu digarap. Caranya mendatangkan investor yang siap mengelola kekayaan alam tersebut. Diakui, Sitaro memang kaya akan potensi perikanan dan pertanian, tetapi selama ini belum digarap. Nah, satu-satunya cara adalah mengundang investor untuk mengelolanya. Dengan demikian, akan tercipta lapangan kerja dan pada gilirannya memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Mana yang lebih penting, membangun sektor perikanan atau pertanian

Saya kira kedua-duanya penting karena sekitar 30 persen warga Sitaro adalah berprofesi sebagai nelayan, dan sekitar 40 persen menekuni bidang pertanian dan perkebunan. Keduanya harus berjalan seiring sesuai dengan potensi masing-masing.

Apa rencana anda di bidang birokrasi jika nantinya dipercayakan menjadi top eksekutif.

Sesungguhnya, sukses tidaknya visi misi yang saya buat, harus ditopang dengan birokrasi yang handal dan loyal serta berdedikasi tinggi. Tentu saya harus menata birokrasi dengan baik, menempatkan putra-putra daerah yang memiliki kemampuan/kompetensi dalam bidangnya masing-masing sehingga begitu jalan, langsung tancap gas. Adalah sangat riskan kalau menempatkan birokrasi yang bukan pada keahliannya sehingga waktunya habis untuk belajar dan menyesuaikan diri dengan bidang tugasnya. Makanya penempatan figur birokrat harus sesuai bidang keahliannya (kompetensi) masing-masing. Nah, visi Tonny Supit untuk membangun Sitaro ke depan sudah jelas bahkan cukup sederhana dan mudah dipahami oleh masyarakat. Tinggal tergantung masyarakat menentukan pilihan sesuai dengan hati nurani. Jalan menuju top eksekutif bagi Supit terbuka lebar karena telah memiliki kendaraan atau Partai Politik yaitu PDIP Sitaro. Sebab, sebagai Ketua PDIP Sitaro tentu akan diutamakan untuk menggunakan Partai yang dipimpinnya. Tinggal bagaimana mencari pendamping yaitu posisi Wakil Bupati yang mampu mendulang suara secara signifikan. Pilihan tergantung pada Supit, karena yang mendaftar di PDIP Sitaro sebagai calon Bupati ada beberapa antara lain Zeth Walo, SSos (Golkar), Piet Kuerah (Golkar) dan Jackried Maluenseng. Sementara posisi bupati ada nama Tonny Supit dan Gustaf Kuning. (meldi s)

March 15, 2008 Posted by | Personal | 1 Comment

SULUT BAKAL PUNYA DOKTOR MUTIARA

Gustaf n wife

Pada suatu hari di kantor saya membuka email dan membaca satu per satu email yang masuk. Di satu email yang masuk saya mereplynya, ternyata ada email masuk mereply email saya tadi melalui jalur pribadi (japri). Terjadilah saling kirim email antara saya dan orang ini, ternyata dia bernama Gustaf Mamangkey, yang sedang mengambil studi doktoralnya di Australia. Inilah hasil email-email kami dan mengambil data dari blog dan homepagenya. Anak muda yang punya hobby fotografi. Banyak foto-foto menarik di situ. Kami harap akan banyak orang-orang Sulut tertarik di bidang kelautan terutama pengelolaan kerang mutiara yang cukup mahal harganya. Sehingga Sulut bisa menggali potensi kelautannya secara profesional. Karena kita punya seorang doktor di bidang kerang mutiara. Selain bicara soal kerang mutiara dia juga bicara khusus untuk yunior-yuniornya di Kampus Unsrat umumnya dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan khususnya. Juga ada tanggapan tentang WOC 2009 dan kinerja SHS-FHS. Selamat membaca.

Sinergy (SiBOS) : Boleh cerita tentang latar belakang pendidikan terakhir anda?

Gustaf Mamangkey (GM) : Saya punya latar belakang sejak S1 dan S2 adalah taksonomi kerang-kerangan dan spesifikasi ke kerang pengebor di laut. Kerang-kerang ini beradaptasi sedemikian rupa sehingga bisa tinggal dalam substrat kasar. Saya punya main interest (Red. ketertarikan utama) adalah kerang pengebor yang merusak kapal/perahu kayu. Walaupun sekarang sudah kerja dengan jenis kerang lain (kerang mutiara) namun saya masih punya hobi koleksi kerang untuk taksonomi (bukan untuk dijual). Saya masih sangat suka dengan kegiatan penelitian kerang-kerangan.

SiBOS : Apa yang menarik dengan kerang mutiara?

GM : Awalnya tak terbersit bahwa saya mau ambil mutiara. Ceritanya berawal saat saya mendaftar untuk scholarship di Australia tahun 2004. Karena mendaftar PhD makanya saya harus mempersiapkan proposal penelitian taksonomi kerang yang saya sangat suka (walaupun saya tahu bahwa perhatian pemerintah di bidang biodiversity masih sangat rendah). Waktu itu saya mengusulkan penelitian tentang sebaran biogeografis kerang pengebor sebagai indikator penguat terbentuknya Wallace line dan juga sebagai salah satu penunjang informasi untuk aktifitas pergeseran pulau di masa lampau (Indonesia khususnya). Saat itu saya mendapatkan supervisor di University of Queensland (UQ) Brisbane, dan beliau sangat mendukung ide penelitian itu. Sayang sekali, di saat saya mendapatkan informasi bahwa saya sebagai salah satu awardee beasiswa PhD, saya dapat surat dari sang calon supervisor bahwa dia sekarang harus keluar dari UQ dengan alasan yang tak jelas, namun dia menjanjikan bahwa dia mau kasih tahu kepada saya kalau sudah dapat universitas baru. Sementara saya (di lain pihak) harus segera mengkonfirmasi ke pihak pemberi beasiswa tentang kepastian supervisor dalam waktu dekat. Beasiswa sudah di tangan tetapi supervisor sudah hilang hehehe… bingung juga. Akhirnya, saya cari di internet kalau ada supervisor yang bisa membimbing saya untuk proyek yang sama. Namun, mengingat pengalaman sebelumnya dimana dibutuhkan kurang lebih 3 bulan untuk saling menyamakan persepsi (kalau toh saya dapat supervisor) sementara saya punya waktu singkat, akhirnya saya putuskan untuk tidak lagi memaksakan saya punya proposal penelitian. Sayapun mencari supervsior yang sudah punya tawaran proyek penelitian, yang penting tidak jauh dari kerang-kerangan. Beruntunglah, saya bertemu dengan Dr. Paul Southgate (saya punya supervisor sekarang) yang punya proyek penelitian mutiara. Sayapun langsung ingat pengalaman beberapa senior-senior yang pergi kuliah lanjut di Jepang untuk mau cari tahu tentang mutiara namun tidak berhasil. Then I decided, why don’t I take this? Cuma dua kali saling email plus pengiriman CV, saya langsung disetujui padahal waktu itu saya punya supervisor ada di Mexico. Pas datang disini (Townsville), saya pun baru tahu bahwa studi spesifik kerang mutiara baru dibuka secara publik di James Cook University. Selama ini memang penelitian mutiara dilakukan secara rahasia di perusahaan-perusahaan, apalagi di Jepang. Australia mengubah sistem dengan menawarkannya ke universitas sehingga membuka kompetisi penelitian lebar-lebar. Asumsinya bahwa dengan membukanya lewat jalur universitas maka sedikitnya produksi mutiara berkualitas baik yang jadi masalah selama ini bisa lebih dipercepat pemecahannya. Memang selama ini  mutiara kualitas terbaik belum lebih dari 7% dari total produksi, namun 7% itu sudah bisa menutupi biaya operasional perusahaan.

SiBOS : Apa saran dan motivasi anda terhadap mahasiswa Ilmu Kelautan Unsrat yang masih kuliah maupun yang akan masuk.

GM : Untuk umum:

Be smart not only clever! We don’t only need a hard working guys but (more importantly) a smart ones! Tapi bukan smart yang bisa diartikan “menghalalkan segala cara!” Sekolah hanya alat tapi akhirnya keputusan masa depan ada di tangan anda

Untuk mahasiswa Kelautan

Walau banyak yang telah dipelajari, laut masih penuh misteri. Bertanyalah yang banyak maka akan terbuka ide-ide besar dari pertanyaan-pertanyaan yang tak atau ragu-ragu terjawab.

SiBOS : Bagaimana tanggapan anda tentang pemerintahan SHS-FHS tiga tahun ini.

GM : Mantap. Terlebih saya suka terjangan pemerintah Sulut saat ini. Yang mungkin dibenahi adalah bagaimana kata-kata gubernur SH Sarundajang diterjemahkan sama oleh Kepala Dinas dan unsur-unsur di bawahnya. Contoh kasus tentang crash program penanaman jagung: Saat gubernur memberikan instruksi itu, secara simultan dinas-dinas/badan di bawahnya bergerak:

1. Dinas pertanian menyediakan bibit dan pendampingan mulai dari penanaman sampai panen, juga melakukan evaluasi hasil  dan kualitas panen.

2. Dinas P & K memberikan pendidikan pertanian yang lebih praktis.

3. Jaminan Bank yang bersedia memberikan kredit.

4. Dinas Koperasi (kalau ada) mengaktifkan koperasi yang mengatur perputaran modal,

    penyuluhan, dan lain-lain yang berhubungan dengan kesejahteraan anggota.

5. Dinas perindustrian yang menawarkan solusi penanganan hasil panen, pembentukan home

    industry pengolahan jagung menjadi aneka produk hilir, dll

6. Dinas perdagangan telah siap dengan pembelinya dan menjamin pasar! Dan lain-lain

SiBOS : Apa rencana kegiatan anda dalam waktu dekat ini?

GM : Saya rencana mau buat buku, tetapi masih dalam penyusunan. Mudah-mudahan akhir tahun ini boleh selesai bersamaan dengan ujian. Atau setidaknya tahun mendatang. Intinya adalah mengembangkan pengetahuan budidaya baik pertanian maupun perikanan.

SiBOS : Terima kasih banyak atas waktunya. Sukses untuk anda.

GM : Okay sama-sama. Sukses juga buat Tabloid Sinergy.(adl)

Sumber:

http://goestaf.blogspot.com/ Its me!

http://mutiara-mutiara.blogspot.com/ the other side of me

http://members.lycos.co.uk/noldy/

March 15, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

Ruben Saerang Fokus Sejahterakan Rakyat

Ruben Saerang

Hari ‘H’ Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kepulauan  Sitaro (Siau Tagulandang dan Sitaro), belum pasti. Walaupun ada yang memperkirakan Pilkada Sitaro berlangsung April atau paling lambat Mei 2008. Kendati begitu, nama-nama bakal calon bupati/wakil bupati yang akan diusung partai politik peserta pemilu mulai mengkristal.

Salah satu nama yang sudah masuk ‘bursa’ balon bupati/wakil bupati Sitaro adalah Drs Ruben Saerang, fungsionaris Partai Golongan Karya (Golkar) Sulawesi Utara. Putra Sitaro itu, kini sebagai Wakil Ketua Komisi D (bidang pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat) di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulawesi Utara.

Tanpa bermaksud mendahului proses pemilihan bakal calon kepala daerah yang tengah berlangsung di Kabupaten Kepulauan  Sitaro, Ruben yang dikenal sebagai salah satu ‘vokalis’ di Gedung Cengkeh Sario tersebut, sudah memiliki konsep yang jelas, terarah, dan terukur untuk pembangunan sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan peningkatan fungsi birokrasi. Target utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sitaro, setidaknya untuk lima tahun ke depan.

“Saya akan fokus ke pembangunan ekonomi berbasis perikanan dan kelautan, tanpa melupakan potensi pertanian dan perkebunan serta pariwisata,” ungkap Ruben tentang visi ekonominya membangun Sitaro, jika Tuhan menghendaki dia menjadi pimpinan daerah dan tentu saja apabila niat baiknya ini mendapatkan dukungan mayoritas rakyat Sitaro melalui Pilkada 2008.

Setiap kali bercakap-cakap dengan Sinergy dalam banyak kesempatan, Ruben selalu memberikan perhatian khusus mengenai Sitaro. “Kemanapun dan dalam keadaan apapun, saya selalu berjuang dan mengingat rakyat Sitaro. Apalagi Sitaro banyak keunggulannya. Kecintaan saya kepada Sitaro sudah sejak lama, bukan hanya karena ada momentum pilkada,” tegas penatua dalam lingkungan GMIM ini.

Anda bilang tadi, jika mendapatkan dukungan rakyat dan sukses dalam Pilkada 2008, akan fokus ke bidang ekonomi. Apa saja potensi Sitaro?

Sesungguhnya potensi ekonomi Sitaro cukup beragam. Sebut saja beberapa hal yang selama ini menjadi primadona yaitu, perikanan dan kelautan, perkebunan pala dan buah salak. Demi peningkatan kesejahteraan rakyat, siapapun pimpinan daerah Sitaro, maka dia harus fokus ke sektor perikanan dan kelautan. Untuk meningkatkan sektor peikanan mestinya dikembangkan Koperasi Nelayan di Sitaro sebagai implementasi dan kepedulian kita pada masyarakat pesisir pantai yang sehari-harinya menjadi nelayan. Dalam pandangan saya, Pulau Biaro amat cocok sebagai sentra perikanan dan kelautan. Sebagai sentra perikanan dan kelautan, di Biaro akan kita bangun cold storage berkapasitas besar untuk menampung ikan hasil tangkapan petani, sehingga harga dapat terjaga. Orientasi nelayan di Sitaro, hendaknya mengarah sebagai eksportir ikan sampai ke manca negara jangan memenuhi pasar lokal. Untuk itu kita akan datangkan investor kelas dunia. Dalam kaitan itu, master plan pembangunan pelabuhan perikanan sudah dalam rancangan dan konsep yang jelas. Pelabuhan Perikanan merupakan kebutuhan mendesak warga Sitaro.

Bagaimana dengan Pulai Siau dan Tagulandang?

Tentu saja Siau dan Tagulandang akan dikembangkan pula sesuai potensinya. Pulau Siau  dikenal sampai ke manca negara. Buah dan bunga Pala asal Siau sangat dikenal di Negeri Belanda dan daratan Eropa. Sejak berabad-abad lalu. Pantas jika Pulau Siau dapat dijuluki sebagai pulau rempah-rempah dunia. Kami mengimbau warga Siau untuk melestarikan potensi ’emas’ ini. Tugas pemerintah daerah antara lain mendorong peningkatan produksi pala, memotivasi rakyat dan membuka akses pasar seluas-luasnya.

Tidak kalah pentingnya adalah menyediakan data base tentang potensi Pala di Siau. Berapa luas tanaman dan produksinya dan bagaimana pengembangannya nanti.

Pulau Tagulandang sudah dikenal sebagai pemasok buah Salak di daerah ini. Kita akan upayakan, agar Salak dari Tagulandang dapat diperluas pemasarannya. Para petaninya diajarkan tetang bagaimana mengemas yang baik sebelum dilempar ke pasar. Dapat juga melalui pengolahan khusus sehingga menjadi manisan Salak, atau mungkin sudah diolah menjadi minuman berbentuk jus buah Salah. Jika sudah melewati prosesing dan olahan, maka nilai tambahnya tentu meningkat.

Tugas pemerintah daerah adalah mempromosikan potensi Sitaro, memberikan kemudahan kepada para investor yang akan masuk dan membuka akses pasar bagi usaha kecil dan mikro. Kami punya jaringan dengan kalangan swasta. Mereka mau, jika diberikan kemudahan.

Alam pegunungan di Sitaro dapat dijual sebagai obyek Pariwisata yang potensial. Apa rencana Anda?

Betul. Potensi pariwisata di Sitaro sangat kaya dan unik. Letusan Gunung Api Karangetang misalnya, dapat dijadikan pesona tersendiri sebagai fenomena alam. Ini akan menjadi ’santapan’ para ahli geologi dunia dan otomastis menjadi obyek kunjungan wisatawan  maca negara. Belum lagi sebuah gunung berapi di bawah laut yang boleh dibilang sangat langka di dunia. Ada lagi yang lain, yaitu kawasan-kawasan terumbu karang dengan ribuan spesies ikan, akan kita ’jual’ sebagai potensi penyelaman para divers yang datang ke Sulawesi Utara. Untuk itu, kami sudah memiliki konsep yang jelas mengenai pembangunan pelabuhan wisata di Sitaro.

Infrastruktur menjadi permasalahan utama di setiap daerah kepulauan, apa rencana Anda?

Anda benar. Sebetulnya, dalam benak saya, 100 hari pertama yang akan menjadi fokus perhatian kami jika memang Tuhan menghendaki kami menjadi pimpinan daerah di Sitaro adalah membuka jalur-jalur antardesa dan antarpulau yang masih terisolir. Dengan infrastruktur yang baik, otomatis sektor ekonomi  yang sudah saya ungkapkan tadi akan berkembang dengan sendirinya. Karakteristik Sitaro sebagai daerah kepulauan, tentu saja diupayakan seimbang antara infrastruktur darat dan laut. Kami juga akan mendorong Pertamina membangun depot BBM. Tanah untuk itu disiapkan pemda. Pelabuhan ferry yang sudah dibangun semasa kepemimpinan Gubernur AJ Sondakh, akan kita aktifkan dengan cara mendorong instansi perhubungan agar mengadakan kapal ferry yang dapat melayani warga Sitaro secara terjadwal. Listrik pedesaan akan kita upayakan dengan cara menambah kapasitas generator yang sudah ada. Tentu bekerjasama dengan PLN.

Dalam sektor pembangunan manusia, masalah utama di Sitaro adalah akses pendidikan dan kesehatan yang masih sering dikeluhkan warga. Bagaimana pendapat Anda?

Saya bersyukur karena saat ini saya menjadi Wakil Ketua Komisi D yang membidangi kesehatan dan pendidikan. Akses warga untuk mendapatkan pendidikan dan layanan kesehatan amat penting. Jika rakyat sehat dan pintar sesungguhnya pemerintah daerah yang diuntungkan. Rakyat akan lebih kreatif karena mereka pandai dan memiliki tubuh dan jiwa yang sehat. Target kami adalah meningkatkan kapasitas rumah sakit dan meningkatkan Puskesmas yang sudah ada. Puskesmas keliling so pasti menjadi prioritas sebagai ciri daerah kepulauan. Tenaga medis di semua Puskesmas dan rumah sakit akan menjadi perhatian khusus. Kami akan membangun Puskesmas Plus (yang dapat melayani rawat inap). Pembebasan biaya layanan kesehatan menjadi prioritas kami.

Di sektor pendidikan, kami merancang sebuah kawasan pendidikan terpadu yang dilengkapi sarana pendukung yang lengkap. Mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas. Sekolah menengah kejuruan atau SMK yang akan menjadi fokus Departemen Pendidikan Nasional, juga tidak luput dari perhatian kami. Sitaro sangat butuh SMK Kelautan. Saya yakin Diknas akan merespons rencana tersebut. Ini semua untuk mendukung program wajib belajar 12 tahun.

Dalam kaitan dengan itu, guna mendorong warga agar menyekolahkan anak-anak mereka maka di semua tingkatan satuan pendidikan SD sampai SMA/SMK negeri maupun swasta akan diberikan pembebasan sumbangan pembangunan pendidikan alias bebas SPP. Kami juga akan bekerjasama dengan Universitas Negeri Manado (Unima) di Tondano dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado, dalam bentuk pembukaan kelas jauh pendidikan strata satu (S1).

Anda akan gagal  jika aparatur/birokrasi tidak tertata dengan baik…?

Bukan cuma gagal. Citra pemerintah daerah akan sangat tergantung dari pelayanan prima yang mereka berikan kepada warga. Untuk itu peningkatan disiplin aparat, motivasi dan etos kerja aparat/birokrat harus diberi perhatian ekstra. Namun sejalan dengan itu, kesejahteraan PNS melalui pemberian insentif dan promosi kenaikan pangkat –bagi mereka yang berprestasi baik- sudah merupakan tekad utama kami.

Visi Ruben Saerang membangun Sitaro sudah cukup jelas, terarah dan fokus. Selanjutnya, terserah hati nurani rakyat Sitaro untuk menjatuhkan pilihan mereka pada Pilkada nanti. Itupun jika Ruben mampu melewati banyak rintangan, mulai dari internal Partai Golkar, karena Ruben harus bertarung ketat dengan kader Golkar lainnya yang tak kalah handal. (Bos)

March 1, 2008 Posted by | Personal | Leave a comment

Weky Nellisen: Gagal jadi Pilot, Sukses di Asuransi

BERAWAL dari kegagalan untuk menjadi penerbang, Weky Nellisen akhirnya berkiprah dalam dunia asuransi yang sama sekali berbeda dengan disiplin ilmu yang ditekuninya. Sebab latarbelakang ilmunya adalah perbankan dan akuntansi.

Setelah dinyatakan gagal menjadi siswa penerbang di Curug tahun 1986 karena alasan kesehatan yang tidak memungkinkan (gagal medis), Nellisen merambah dunia Asuransi Belanda yang ada di Jakarta yaitu ING, kemudian pindah ke Asuransi Bank Harapan Sentosa sampai akhirnya perusahaan tersebut dilikuidasi kemudian diambilalih Group Bakrie.

Untuk mencari pengalaman, sejumlah perusahaan asuransi dirambah oleh putra ‘Belanda’ kelahiran Manado ini, antara lain Sinar Mas lalu Eka Life. Dan kesan yang paling berharga adalah ketika ia memulai karir dalam dunia asuransi dari strata yang paling bawah yaitu sebagai agen. Padahal biasanya orang Manado ketika mencari pekerjaan maunya langsung pegang jabatan empuk. Tak heran kalau banyak yang gagal mendapat pekerjaan di Jakarta karena ingin cepat sukses dengan jabatan dan pendapatan yang menggiurkan. “Gaji pertama saya hanya Rp 250.000/bulan dan itu berlaku selama 6 bulan,” katanya seraya menambahkan, ternyata asuransi itu harus mulai dari bawah, naik turun bis diterpa sinar matahari pada tahun l991. Dan sebagai klien pertama adalah perusahaan Bimantara Group. Begitu dapat nasabah gede sekelas Bimantara, uang transport langsung terasa kecil sekali. Tak heran banyak petugas asuransi tergiur menjadi agen selamanya karena fee yang didapat lumayan menggiurkan.

Menurut Nellisen, dalam dunia asuransi memang ada dua pilihan, pertama ingin menjadi seorang profesional atau mengejar karir. Kalau profesional hanya sekedar mengejar fee. Sementara mereka yang mengejar karir tentu mengesampingkan fee/komisi, tapi dapat mewujudkan ilmu yang didapat. “Percuma sekolah tinggi-tinggi kalau hanya mengejar komisi,” tukasnya meyakinkan. Dalam dunia asuransi Nellisen banyak belajar dan mengetahui banyak hal. “Dalam marketing aset yang paling penting adalah pergaulan. Makanya saya putuskan masuk jalur asuransi dengan mengejar karir,” katanya. Bapak dari dua orang putra, masing-masing Razkyla dan Nasyadelle ini terus menambah ilmu lewat seminar-seminar baik dalam maupun luar negeri guna menunjang karirnya.

Ketika masuk asuransi, perkembangan industri asuransi Indonesia masih jauh ketinggalan dibanding negara tetangga. Makanya dunia asuransi ketika itu terus mengupayakan peningkatan kualitas SDM dengan menambah wawasan, pelatihan baik dalam maupun luar negeri.

Nellisen menilai Kota Manado berkembang begitu pesat. Sebab ia meninggalkan Manado pada tahun l986 dan nanti pulang kampung tahun 2001. Namun dibanding daerah lainnya, katanya perkembangan Kota Manado agak lambat. “Orang Manado paling banyak marketing asuransi. Bahkan banyak polis yang dibuka tetapi nilainya tidak sebesar daerah lain.” Katanya seraya meambahkan, dalam dunia asuransi sekarang ini, investasi duit diputar, sehingga ikut asuransi bukan lagi sekedar persiapan untuk mati.

Khusus Manado, potensi pasar asuransi cukup tinggi karena didukung dengan sikap emosional /gengsi tinggi. Bahkan kadang-kadang yang bayar polis orang lain. Sementara di daerah lain, pemerintah memberikan asuransi kepada setiap keluarga. Lelaki kelahiran 23 Juli tahun l967 dan kini memiliki dua putra dan satu istri ini menyoroti perkembangan Manado sekarang ini yang hanya terpusat di kawasan Boulevard Road Manado (Baron). (Mel/AL)

October 1, 2007 Posted by | Personal | 1 Comment

SVR : Tou Minahasa harus di Paling Depan

svr-sibosn.jpg

Kehadiran Doktor Gerungan Saul Samul Jacob (GSSJ) Ratulangi di jamannya telah mengangkat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Tou Minahasa ke pentas yang diperhitungkan, baik ditingkatkan Regional, Nasional, dan Internasional. Kemampuan tokoh Nasional ini, sungguh “menakutkan” setiap orang yang mengenalnya. Dan, lembaran ini diakui Presiden pertama Republik ini, Ir Sukarno. Bahwa sepak terjang doktor pertama di bidang Pasti Alam ini, sungguh sangat diperhitungkan dalam segala hal, termasuk dalam ikut berjuang menyatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Etape berikutnya tentang keunggulan SDM Tou Minahasa terjadi ketika bangsa ini dipimpin Ir Sukarno. Tercatat sejumlah Tou Minahasa memegang kendali pada sejumlah Departemen, diantaranya, Lambertus Nicodemus Palar (Jubir RI di PBB), Alexander A Maramis (Menteri Keuangan) dan Ir Mr Laoh (Menteri Pekerjaan Umum).

Dalam catatan tokoh muda Tou Minahasa yang terkenal dengan bukunya Menjahit Laut yang Robek, Jeffrey Rawis, SE, disebutkan LN Palar awalnya sebagai wakil tetap Kerajaan Belanda di PBB, yang kemudian menentang kebijakan politik negara diwakilannya dan langsung berpindah ke kursi perwakilan tetap Repubilk Indonesia. Sedang AA Maramis tercatat sebagai Menteri Keuangan Pertama dan juga sebagai pemrakarsa diterbitkannya uang kertas di Republik ini. Kemudian, Ir. Mr Laoh, sebagai penggagas dibangunya pelabuhanpelabuhan nusantara. (catatan lengkap kiprah Tou Minahasa ini bisa dibaca dalam buku “Orang Manado” karya Jeffrey M. Rawis).

Selanjutnya, di era Suharto, tercatat tinggal ada satu nama yang mampu mengukir prestasi dalam kaitan keunggulan kualitas SDM Tou Minahasa, yakni Drs Theo L. Sambuaga. Sambuaga tercatat pernah menjabat Menteri Perumahan Rakyat RI. Setelah itu, Tou Minahasa seolah mulai terpinggirkan. Minahasa mulai hilang dari pentas nasional sejak negara ini dipimpin Presiden BJ Habibie, Abdurahman Wahid, Megawati Sukarnoputri, dan kini Susilo Bambang Yudoyono. “Iyayat U Santi,” pekik Bupati Minahasa,

Drs Stefanus Vreeke Runtu. “Kita harus bangkit,” katanya sembari mulai memaparkan sejumlah program unggulan Kabupaten Minahasa yang telah dilaksanakan selang 4 (empat) tahun menjadi Bupati Tanah Toar Lumimuut. “Ini semua dilakukan dalam kerangka mengembalikan kualitas Tou Minahasa,” ujar SVR dalam percakapan khusus dengan Tabloid SINERGY usai peringatan empat tahun memimpin Kabupaten Minahasa yang dirangkaikan dengan Pelantikan Kepala Desa Kembes I, Ruddy Kaunang, di Desa Kembes, Kecamatan Tombolu.

Menurut SVR –begitu ia akrab disapa di panggug politik—sekarang kita telah mendapatkan hasil yang menjadi cita-cita bersama. Di bidang pendidikan Minahasa merupakan yang pertama memberikan pendidikan gratis bagi siswa, karena kita menyadari bersama dalam persaingan global bagi bangsa yang besar ini harus memberikan andil yang besar pula di sektor ini. Dengan persaingan dan kompetisi yang begitu kuat, apabila sekat-sekat antarbangsa ini terbuka, maka orang Minahasa harus berada di lingkungan itu, seperti yang telah berhasil dilakukan pendahulu kita di jaman kemerdekaan. “Tou Minahasa harus berada di paling depan. Karena itu, harus mempersiapkan diri. Kondisi itu tidak akan jadi dengan sendirinya. Persiapan ini membutuhkan proses dan komitmen, membutuhkan visi yang sama dan misi yang sama ke depan. Ini yang harus kita lakukan,” jelas Runtu.

Sejak tahun 2004 lalu sampai tahun 2007 ini, kata Runtu, Pemkab Minahasa telah memelopori pembebasan biaya pendidikan dari tingkat SD, SMP sampai SMA, baik negeri maupun swasta. Memang apa yang saya katakan membutuhkan proses. Tidak semudah membalikan telapak tangan. Namun, mulai tahun 2007 ini kita mulai menuai apa yang ditanam sejak tahun 2003 yang menjadi harapan masyarakat Minahasa. Hasilnya, tahun 2007 ini membuktikan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Minahasa menunjukan prestasi yang luar biasa. Mereka mampu mengungguli sekolah-sekolah unggulan yang ada di Sulut. Seperti SMU Lokon, Manado International School (MIS), SMA Binsus, dan SMA I Manado.

“Hal ini merupakan kerjasama yang baik yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Minahasa dan juga topangan seluruh rakyat Minahasa. Jadi, apa yang menjadi doa dan permohonan kita bersama benar-benar menjadi jawaban dan lebih mengkonkritkan apa yang menjadi cita-cita bersama,” ujar Runtu.

Bukan itu saja, tapi Pemerintah Minahasa berharap ke depan akan lebih banyak lagi Tou Minahasa yang akan berprestasi di bidang pendidikan. Karena itu, bagi Tou Minahasa yang masih mampu menyekolahkan anak untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan lebih lanjut lakukan itu untuk Minahasa. Karena ke depan, komunitas Minahasa sangat kecil di banding daerah lain. “Kalau kita mampu mengungguli lebih dari dua sampai tiga kali lebih unggul dari daerah lain, maka Minahasa akan diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin bangsa ini,” kata Runtu sambil mengepalkan tanggannya dan menegaskan, “Saya bertekad, kedepan masalah pendidikan ini harus mempunyai arti dan makna yang bermanfaat di tanah Toar Lumimuut.” Empat tahun ini, Pemkab Minahasa telah memberikan kesempatan bagi 12 putra terbaik untuk melanjutkan studi pada program doktor di luar negeri. Dan, sekarang sudah ada satu orang yang menyelesaikan program doktor di Prancis. “Itulah kebanggaan rakyat Minahasa. Itulah doktor pertama yang dibiayai oleh uang rakyat Minahasa. Untuk tahun kelima kepemimpinan saya, ada lima orang lagi yang akan kami berikan seleksi untuk melanjutkan program doktor di luar negeri,” kata Bupati disambut sorak sorai dan tepukan tangan segenap rakyat yang memenuhi bangsal acara.

Menurut SVR, Ia telah menyampaikan ke panitia yang akan menyeleksi calon doktor, dengan tanpa mencampuri kewenangan dan tidak mengintervensi kepanitiaan yang dibentuk, bahwa bila nilai masing-masing kandidat doctor ini hampir sama agar diluluskan semua. Sehingga Minahasa akan ketambahan 22 orang doktor di masa yang akan datang untuk memberikan pemikiran-pemikiran bagi rakyat di tanah Toar Lumimuut ini.

“Kami juga mempersiapkan anggaran bagi mereka yang tidak mempunyai biaya yang cukup berupa pemberian beasiswa, baik tingkat SMP, SMA bahkan sampai tingkat sarjana, agar apa yang diprogramkan jangan sampai berhenti di tengah jalan. Kebanggaan ini semakin hari semakin kita peroleh karena dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Minahasa,” papar Runtu.

Sektor unggulan lain yang diharapkan akan mampu mengangkat Kabupaten Minahasa, Runtu menyebutkan Pariwisata, Lingkungan Hidup dan Kesehatan. Menyangkut pariwisata, alam yang sangat indah sudah kita miliki. Kita hanya perlu saling mendukung untuk mengelolanya dengan baik. Kita juga punya aset-aset yang mendukung yakni aspek budaya seperti yang kita saksikan sejak masih belia, budaya maengket ini perlu untuk tetap dilestarikan. Dimana-mana saya tekankan walaupun kita telah terpisah secara administrasi dalam pemerintahan, tapi latar belakang budaya keturunan Toar Lumimuut tidak terpisahkan. “Saya punya tim kesenian yang profesional yakni tim Wulan Waraney Minahasa. Mereka sampai sekarang ini diminta untuk mengisi acara kesenian yang menggambarkan budaya Minahasa di Padang, Bali, Jakarta dan Balikpapan,” jelas Runtu.

Untuk sektor Lingkungan Hidup, ada hubungan dengan hutan yang ada di sekitar kita. Sekarang ini Minahasa belum terlambat untuk melakukan reboisasi. ”Saya mengajak kita menanam pohon. Bibit bisa diperoleh secara gratis. Ada bibit pohon nantu, mahoni dan juga buah-buahan yang dapat diambil di Dinas Pertanian. Sekarang ini jumlah bibit kayu di Dinas Kehutanan serta Pertanian dan Perkebunan Minahasa masih berkisar 150 ribu bibit yang dapat ditanam.

Karena itu, kita harus mengembalikan fungsi yang semula dari hutan ini sebagaimana mestinya,” harapnya. Dimana-mana, tambah Bupati, saya katakan Danau Tondano merupakan kebanggaan orang Minahasa. Bagaimana kita memanfaatkan danau ini dari aspek pertanian, perikanan dan tenaga listrik. Sekarang ini Minahasa telah mendapat bantuan sekitar Rp 7 miliar rupiah dan ini setiap tahun ada anggaran untuk reboisasi hutan. Karena itu masyarakat harus mengontrol penyaluran uang rakyat ini agar jelas peruntukannya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jadi, uang ini diberikan kepada orang yang dapat melakukan tugas dan tanggungjawab dengan benar. Untuk program kesehatan, bagi masyarakat yang berobat di Puskesmas mendapat pelayanan gratis. Jadi, tambah Bupati yang disebut-sebut akan mencalonkan diri kembali untuk periode kedua, seluruh masyarakat Minahasa yang berobat di Puskesmas bebas biaya.

Selain sejumlah program unggulan ini, Pemkab juga menyiapkan program khusus untuk percepatan pembangunan di desa-desa. Program tersebut yakni pemberian kendaraan dinas untuk hukum tua sebagai penunjang operasional dalam menjalankan program pemerintah. Kemudian, setiap desa diberikan Rp 50 juta rupiah untuk merangsang pembangunan yang ada. Begitu juga bagi rakyat Minahasa yang tertimpa dukacita, Pemkab memberikan rasa keprihatinan dengan menyerahkan santunan natura satu juta rupiah setiap orang tanpa potongan. ”Dan, ini sudah berlaku sejak 1 Januari 2007,” mengakhiri percakapan dengan SINERGY. (OnT/WeB)

June 25, 2007 Posted by | Personal | Leave a comment