Sibosnetwork’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Brenda Lefrandt: INGIN LIHAT SULUT MAJU

Brenda Lefrandt

Senyum dan tawanya lepas dan begitu menggoda. Bicaranya akrab sekhas selebriti, tidak “serius-serius amat”. Semuanya dibawa dalam gaya canda, namun cukup memberi arti guna memotivasi kita dalam melakukan suatu usaha agar bisa berhasil. Ketika berbincang akrab dengan Tabloid SINERGY, di foodcourt Manado Town Square (Mantos), pekan lalu, Brenda Lefrandt, itulah tamu Personal pekan ini, kebiasaan itupun sulit terelakkan. “Tidak ada yang harus berubah,” komentar Brenda singkat.

Lebih lanjut, Brenda menjelaskan, sebagai seorang puteri berdarah Kawanua, Ia sebenarnya punya kerinduan yang lama dipendam, yakni melihat daerah asalnya ini maju dan berkembang. Menurutnya, kerinduan ini sudah lama dipendamnya, tapi apa daya ketika cita-cita itu mengikatnya, Ia belum bisa berbuat banyak. “Soalnya, saat itu aku masih sekolah. Jadi belum punya kekuatan membangun tanah tercinta ini,” aku Puteri Kampus Indonesia 88 ini.

Brenda yang kini harus bolak-balik Jakarta-Singapura juga sering Jakarta-Manado karena tuntutan pekerjaan, menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Theresia Manado, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP PSKD-2 Jakarta dan menyelesaikan pendidikan SLTA di SMU Rexmundi Manado setelah sebelumnya mengenyam pendidikan di SMA PSKD-3 Jakarta. Wasit Taekwondo wanita pertama di Indonesia ini, memperoleh gelar Insinyurnya di Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado.

Kini, ketika punya kesempatan untuk merealisasikan keinginan itu, setelah dipercaya Gubernur Sulawesi Utara, Drs SH Sarundajang dan Bupati Kabupaten Minahasa Selatan Drs Ramoy Luntungan untuk mengelola konsesi seluas 2.500 ha di wilayah Raprap, Wawalintowan, dan Sondaken, Kabupaten Minahasa Selatan, niat itupun seperti berada di depan mata.

Wouw, kita sangat bersyukur punya kesempatan seperti ini. Saya sangat berterima kasih kepada Pak Sarundajang dan Pak Luntungan yang sangat mendukung sekaligus menopang pekerjaan ini. Tanpa mereka berdua, saya pasti tidak akan kuat,” aku istri tercinta Alfred Thanos ini. Brenda kemudian mulai berceritera tentang rencana usaha yang bakal dibangun di lahan seluas 2.500 hektar itu. Menurut ibunda tersayang dari Casie, Chrissy, Christhoper, dan Seleste Abigail ini, niat awalnya adalah mengambil bagian dalam pembangunan di Sulawesi Utara.

Setelah pada Desember 2006 lalu perusahaan kami yang berbasis di Jepang dan Singapura menandatangani Momorandum of Understanding (MoU) dengan Pemkab Minsel yang dilakukan Bupati Ramoy Luntungan dan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Pemerintah Propinsi Sulut yang dilakukan Gubernur Sinyo Sarundajang, untuk awal pekerjaan kami melakukan observasi, karena data lengkap menyangkut lokasi ini Sulut belum punya.

“Kita memang harus bertahap. Ibarat bayi kita baru mulai merangkak. Namun, usaha ke arah sana terus dilakukan. Tidak ada kata “mundur”. Sebagaimana peruntukannya, kita akan tetap mengembangkan produk-produk laut. Sampai kini potensinya cukup menjanjikan. Dan yang terpenting, pasar untuk usaha ini sudah siap. Jadi kita tidak khawatir dipasarkan kemana hasil-hasil produksinya,” demikian Puteri Manado 88 ini bertutur.

Dalam usaha ini, kita tidak hanya eksplorasi kekayaan alam laut, namun perusahaan ini juga akan melakukan budidaya. Jadi, usaha ini lebih ke pemanfaatan sumber daya alam laut secara simultan. Tidak sekedar “mengambil” namun lebih dari pada itu, ikut juga berperan menjaga kelestarian alam yang sudah ada.

Sebenarnya, sejak penandatanganan MoU serta MoA dengan Pemkab Minsel dan Pemrop Sulut, perusahaan ini sudah bisa action. Hanya saja setelah Desember itu, kita kekurangan data. “Jangankan data menyangkut kekayaan laut yang ada di sana, sendimen dan kadar air saja kita tidak punya dan harus cari sendiri. Itulah  sebabnya, saya harus bolakbalik Jakarta- Manado untuk melengkapi semua data pendukung ini. Tapi, sekarang semuanya sudah bisa diatasi. Jadi, tak ada lagi masalah,” jelas Brenda yang juga atlet Judo dan cukup diperhitungkan di kelasnya selang 1983 hingga 1990 ini. Brenda yang terpilih sebagai mahasiswa berprestasi utusan fakultas Pertanian Unsrat pada tahun 1991 ini, mengaku bahwa semua yang dilakukannya ini merupakan tantangan yang dilaluinya. Bagaimana pun beratnya tantangan ini, saya harus lewati. Ini kesempatan pertama saya untuk merealisasikan keinginan yang lama dipendam, yakni ingin membangun daerah dan melihat Sulut maju serta bisa bersaing dengan daerah lainnya di Indonesia. “Menjadikan Sulut sentra perekonomian dan perdagangan, minimal untuk Indonesia Timur. Selanjutnya, bila perlu mampu go internasional,” kata Brenda sambil tersenyum lebar memandang beberapa sahabatnya yang duduk berseberangan dengan Tim SINERGY ketika wawancara sedang berlangsung.

Dan, tambahnya, semua ini dapat terjadi. “Keyakinan ini optimis bagi saya karena didukung sepenuhnya Bapak Gubernur Sarundajang dan Bupati Ramoy Luntungan,” kata Brenda yang berjanji akan mendukung sepenuhnya program Pemprop Sulut sebagai tuan rumah pelaksanaan World Ocean Summit (WOS) 2009 nanti. (Wilson Lumi)


March 12, 2007 Posted by | Personal | Leave a comment

SULUT BELAJAR DARI SINGAPURA

Kita pernah mendengar ungkapan “kecil-kecil cabe rawit”. Ungkapan ini mungkin bisa diberikan untuk Singapura. Sebagai salah satu negara terkecil di dunia, Singapura adalah negara maju yang tidak kalah dengan negara-negara maju lainnya seperti Amerika, Inggris, Jepang, dan Australia. Untuk urusan teknologi terutama di Asia, Singapura hanya kalah dari Jepang. Saat ini pemerintah Singapura sedang mengembangkan internet wireless service in public places dimana setiap orang dapat mengakses wireless internet ditempat umum mana saja.

Negara dengan luas 697 Km2 ini (sekitar satu per dua puluh dua dari luas Sulawesi Utara) telah menjadi bagian penting dari sistem perdagangan di Asia terutama di Asia Tenggara. Seorang supir taksi di Singapura pernah berkata kepada saya kalau dengan mobil kita hanya butuh waktu kurang lebih 45 menit untuk menempuh jarak dari bagian paling Barat sampai bagian paling Timur Singapura. Namun, walaupun tidak sebesar negara-negara tetangganya, Singapura mampu mengembangkan apapun sumber daya alam yang mereka punya.

Saat masih dibangku SMP, saya masih ingat bagaimana guru geografi mengajarkan bahwa letak Indonesia sangat strategis karena terletak di antara dua samudera dan dua benua. Sayang sekali negara kita belum dapat memaksimalkan keuntungan ini. Justru Singapuralah yang berhasil memanfaatkan kondisi ini dengan menjadi salah satu negara transit dikawasan Asia Tenggara. Kondisi ini berperan besar membangun Singapura baik itu dari sektor perdagangan atau sektor pariwisata. Sebagai contoh, Changi Airport sebagai salah satu Airport terbesar di dunia menjadi tempat transit untuk penerbangan dari dan yang menuju Australia. Dengan kata lain Singapura menjadi negara yang “menghubungkan” Asia dan Eropa dengan Australia. Ini membantu Singapura untuk terus meningkatkan sektor pariwisatanya.

Dari data statistik yang saya dapat dari Singapore Tourism Board, jumlah wisatawan yang datang ke Singapura selama tahun 2006 mencapai 9.7 juta jiwa. Sebagai informasi, jumlah penduduk Singapura berjumlah kurang lebih 4.5 juta jiwa. Bisa dibayangkan bagaimana sektor pariwisata telah menjadi salah satu sektor yang memberikan pendapatan terbesar untuk devisa negara.

Kita seharusnya bisa memanfaatkan keuntungan akan posisi strategis ini terutama Sulawesi Utara yang letak posisinya langsung berhadapan dengan samudra Pasifik. Kembali ke teori marketing dimana kita tahu kalau di mall-mall atau pertokoan,

toko yang letaknya di depan pasti lebih mahal karena gampang ditemukan orang daripada

toko yang letaknya lebih ke dalam. Dalam hal ini masyarakat Sulut perlu bersyukur

akan letak dan kondisi daerah nya yang strategis. Ini menjadi kesempatan untuk SULUT untuk memperkenalkan daerahnya. Pariwisata adalah salah satu sektor yang dapat digunakan untuk memperkenalkan SULUT ke dunia Internasional. Taman Laut Nasional Bunaken merupakan keunggulan yang berharga untuk mempromosikan SULUT. Keindahan akan taman laut ini harus terus dipelihara baik oleh pemerintah daerah maupun masyarakat sendiri. Selain itu, pembangunan infrastruktur-infrastrukur dan sarana pendukung juga merupakan faktor penting untuk mempromosikan SULUT.

Singapura tidak mempunyai keindahan alam seperti Bunaken namun mereka dapat meningkatkan sektor pariwisata melalui pembangunan infrastruktur dan sarana pendukungnya. Airport, Hotel, Pertokoan, Transportasi, ini adalah contoh-contoh infrastruktur yang harus dibenahi dan dikembangkan di SULUT. Lebih dari itu, juga diperlukan alat untuk mempromosikan secara langsung akan SULUT itu sendiri.

Singapore Airlines adalah contoh alat yang digunakan oleh Singapura untuk memperkenalkan tentang negaranya ke dunia internasional. Bersama Fly Emirates dan British Airways, Singapore Airlines telah berhasil menjadi maskapai penerbangan terkemuka di seluruh dunia sekaligus membawa Singapura ke mata internasional.

Dalam Tabloid SINERGY edisi pertama, dikemukakan bahwa salah satu keunggulan SULUT untuk menyambut World Ocean Summit 2009 adalah letaknya yang berhadapan dengan Pacific Ocean. Ini menunjukan bahwa pemerintah daerah sudah melihat kesempatan akan letak daerah yang strategis ini. Saat ini kembali ke pemerintah daerah itu sendiri dan masyarakat SULUT, bagaimana memanfaatkan kesempatan yang telah ada. Maju Terus SULUT!

(Renzi Renditya, Koresponden SINERGY Singapura)

March 12, 2007 Posted by | SiBOStorial | 1 Comment