Sibosnetwork’s Weblog

Just another WordPress.com weblog

Jas Merah

PERISTIWA MERAH PUTIH 14 FEBRUARI 1946

Setiap tanggal 14 di bulan Februari bagi sebagian besar anak muda/remaja di Manado hanya tahu itu adalah hari kasih sayang atau lebih dikenal VALENTINE’S DAY. Kalau ditanya lebih jauh apakah mereka tahu pada tanggal 14 Februari 1946 ada peristiwa “heroic” melawan NICA/Belanda di Manado? Mungkin sebagian besar menjawab tidak tahu. BW Lapian dan CH Taulu juga mereka tidak kenal siapa mereka dan apa kontribusi mereka dalam peristiwa yang menurut mantan rektor IKIP Manado (sekarang UNIMA) Prof. Jan Turang, menjadi awal dari proses sinergitas daerah dan pusat, serta Jawa dan Luar Jawa.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, Belanda selalu memprovokasi ke dunia luar bahwa itu hanyalah gerakan segelintir orang di Jawa. Dampak negatif dari provokasi Belanda itu dirasakan LN Palar, Duta Besar Pertama RI di PBB. Yang sedang berjuang di PBB untuk mendapatkan dukungan PBB dan Negara-negara anggota PBB.

Palar melakukan kontak dengan para pejuang di Manado, meminta pejuang di Manado melakukan kegiatan perlawanan terhadap Belanda. Bangkitnya keberanian warga Minahasa untuk merebut kekuasaan dari tangan Belanda juga semakin terdorong ketika mereka membaca pesan rahasia (surat dibawa oleh Nona Politon) dari Pahlawan Nasional DR Sam Ratulangi (Gubernur Sulawesi pada saat itu) di Makassar. Oom Sam meminta tentara KNIL, asal Minahasa yang pro RI segera melakukan aksi militer di tangsi KNIL, di Teling Manado.

Surat rahasia dari Oom Sam itu dibawa ke BW Lapian (politisi) dan CH Taulu (tokoh militer), dua pemimpin perjuangan RI di Tanah Minahasa. Sejumlah tentara KNIL dan tokoh masyarakat maupun politisi Minahasa yang pro RI langsung merancang perebutan tangsi tentara KNIL tersebut. Peristiwa itu direalisasikan para pejuang pada tanggal 14 Februari 1946 dinihari. Seluruh pimpinan teras tentara di tangsi itu, termasuk seluruh pimpinan Garnizun Kota Manado yang juga bermarkas di tangsi ditangkap dan disel. Peristiwa itu berlangsung mulai pukul 01.00 Wita hingga 05.00. Tepat pukul 03.00, para pejuang menurunkan bendera Kerajaan Belanda,

Merah Putih Biru, merobek warna birunya dan menaikkan kembali warna Merah Putih ke puncak tiang bendera di markas tentara yang disebut-sebut angker karena dihuni pasukan KNIL, pasukan berani mati, andalan Belanda.

Dengan cepat kejadian ini tersebar ke Australia, Inggris dan Amerika Serikat. Peristiwa ini sangat bernilai strategis, sebab hanya beberapa jam kemudian seluruh dunia mengetahui bahwa tidak benar provokasi Belanda; Kemerdekaan RI cuma sebatas perjuangan di Jawa. Dunia lewat peristiwa ini, akhirnya tahu, Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945 didukung oleh seluruh rakyat Indonesia.

MONUMEN YANG TERLANTARKAN

Tahun 1985, dibangunlah Monumen Merah Putih 14 Februari 1946 di Kawangkoan. Dengan ketua panitia pembangunan Bupati Minahasa J Lelengboto juga dibantu anak mantunya, Bpk Ghandi kepala BPKP pada saat itu. Sayangnya pada saat ini, monumen ini tidak terurus dan terabaikan. Kami, beberapa minggu lalu, berhasil menemui orang yang berada di sana. Katanya, beberapa tahun ini sudah tidak ada bantuan lagi dari pemerintah baik Kabupaten Minahasa maupun Propinsi Sulut. Sangat disayangkan bahwa monumen ini sudah tidak menjadi perhatian pemerintah, padahal bila monumen ini bisa dirawat dengan baik. Generasi muda bisa datang dan melihat monumen yang diharapkan bisa mengingat peristiwa ini. Juga monumen ini bisa menjadi salah satu tempat kunjungan wisata, karena peristiwa “heroic” biasanya wisatawan senang mengunjunginya. Karena nilai historisnya “Peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946”.

Semoga apa yang menjadi keprihatinan kita bisa menyentuh perasaan para petinggi di Sulut atau Minahasa untuk menangani hal ini. Supaya apa yang pernah dikatakan Presiden pertama RI Ir. Soekarno: “JAngan Sekali-kali MEninggalkan SejaRAH (Jas Merah) maka menjadi kewajiban kita generasi muda untuk selalu mengingat akan jasa-jasa pahlawan pendahulu kita, tanpa perjuangan mereka, kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tentu hanyalah mimpi di siang bolong”. MakaseOom Sam, Babe Palar, BW Lapian, CH Taulu, Nona Politon, dan lain-lainnya. Jasamu akan kami kenang terus sepanjang masa. Amin. (AdL)

February 12, 2007 - Posted by | Opini

No comments yet.

Leave a comment